Jumat, 21 September 2012

PENINGKATAN MUTU HIDUP 
Sekarang hari Jum’at, hari yang sangat sepesial bagi umat muslim khususnya laki-laki, tepatnya tanggal 21 September 2012 hari ini dan saat ini saya bukan siapa-siapa, namun nanti saya harus bisa menjadi siapa-siapa, menjadi sosok orang yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain bukan malah menjadi Benalu bagi orang lain, dengan cara yang akan dan harus ditargetkan dari sekarang, yaitu dengan cara : 
Targetan IP 
Semester I : 3,3 
Semester II : 3,4 
Semester III : 3,5 
Semester IV : 3,6 
Semester V : 3,7 
Semester VI : 3,8 
Semester VII : 3,9 
Semester VIII : 4,00 
Target Sebelum dan Sesudah di Wisuda : 
1. Sebelum Bisa menguasai tiap-tiap mata kuliah yang diberikan oleh Dosen, mampu membiayai kuliah dengan Beasiswa, bisa mengamalkan apa-apa yang diberikan oleh Dosen supaya bisa bermanfaat, bisa membiayai kehidupan pribadi dengan jerih payah sendiri, sudah memiliki jaringan yang luas supaya setlah kuliah bisa langsung bekerja. 
2. Sesudah Bisa memberikan manfaat bagi orang lain, dapat kerja yang layak, bisa membahagiakan orang tua, bisa menyekolahkan keluarga dikampung, bisa membantu saudara-saudara yang kurang mampu, mendirikan Pesantren, dan lain sebagainya yang belum terpikir pada saat ini. Pada akhirnya kembali kepada Alloh, zat yang menciptakan segala-galanya semoga apa yang tertulis, terucap, keinginan yang blum tersampaikan dapat tewujud....AMIN !!

Senin, 17 September 2012

SIFAT-SIFAT SEORANG DA'I

                                                                   DAKWAH 
Pada intinya Dakwah itu usaha (on going proses), tujuan utamanya merubah pemahaman , sikap, perilaku mad’u kearah yang sesuai dengan pesan dakwah dalam rangka memperoleh Ridha Allah. Dibawah ini saya cantumkan sifat-sifat seorang da’i yang baik sesuai dengan informasi yang saya temukan.......... semoga bisa bermanfaat. 
1. SIFAT-SIFAT SEORANG DA’I 
1. Iman Dan Taqwa Kepada Allah 
Syarat yang terpenting adalah iman dan taqwa kepada Allah. Oleh karena itu didalam membawakan misi dakwahnya diharuskan terlebih dahulu dapat memerangi hawa nafsunya, sehingga diri pribadi bisa lebih taat kepada Allah dan Rasulnya dibandingkan dengan mad’u yuang menjadi sasarannya. 
2. Tulus Ikhlas Dan Tidak Mementingkan Kepentingan Diri Pribadi 
Niat yang lurus tanpa pamrih merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki seorang da’I. Sebab dakwah adalah pekerjaan yang sifatnya mengajak umat berdasarkan ajaran islam menuju kepada kebaikan dan kebahagiaan dunia akhirat atau terkenal dengan hablullah,yakni amal perbuatan yang berhubungan dengan Allah 
3. Ramah Dan Penuh Pengertian 
Propaganda yang dapat diterima orang lain, apabila yang mempropagandakan berlaku ramah, sopan dan rigan tangan untuk melayani sasarannya, karena keramahan, kesopanan dan keringan-tanganannya insya-Allah akan berhasil dakwahnya. 
4. Tawadlu’ (Rendah Diri) 
Rendah diri hati bukan semata-mata merasa dirinya terhina dibandingkan dengan derajat dan martabat orang lain, akan tetapi seorang da’I yang sopan, tidak sombong dan tidak suka menghina dan mencela orang lain. 
5. Sederhana Dan Jujur 
Sederhana bukanlah berarti didalam kehidupan sehari-hari selalu ekonomis dalam memenuhi kebutuhannya, akan tetapi sederhana disini tidak bermegah-megahan, angkuh dan sebagainya, sedangkan kejujuran adalah orang yang percaya akan ajakannya dan dapat mengikuti ajakan dirinya. 
6. Tidak Memiliki Sifat Egoisme 
Ego adalah watak yang menonjolkan akunya, angkuh dalam pergaulan merasa dirinya terhormat, lebih pandai, dan sebagainya. Sifat inilah yang harus dijauhi betul-betul oleh seorang da’I . 
7. Sifat Semangat 
Semangat berjuang harus dimiliki oleh da’I, sebab dengan sifat ini orang akan trerhindar dari rasa putus asa, kecewa, dan sebagainya.
8. Sabar Dan Tawakal 
Dalam melaksanakan dakwah mengalami beberapa hambatan dan cobaan hendaklah sabar dan tawakan kepada Allah. 
9. Memiliki Jiwa Toleran 
Dimana tempat da’I dapat mengadaptasikan dirinya dalam artian posisi. 
10. Sifat Terbuka 
Apabila ada kritik dan sara hendaknya diterima dengan gembira, mengalami kesulitan yang sanggup memusyawarahkan dan tidak berpegang tangan kepada idenya sendiri. 
11. Tidak Memiliki Penyakit Hati 
Sombong, dengki, ujub, dan iri haruslah disingkirkan dalam hati sanubari yang hendak berdakwah.

ILMU HADIS

ILMU HADIS
Karangan : Dr. H. Munzier Suparta M.A.
Oleh : ADE MULYANA
 Kelas : BPI A/1
Pokok-Pokok Bahasan :
A. Pengertian Hadis
B. Pengertian Sunnah, Khabar, Atsar dan hadis Qudsiy
1. Pengertian Sunnah
2. Pengertian Khabar dan Atsar
3. Pengertian Hadis Qudsiy
C. Bentuk-bentuk Hadis
1. Hadis Qauli
2. Hadis Fi’li
3. Hadis Taqriri
4. Hadis Hamnmi
5. Hadis Ahwli

PEMBAHASAN
Ilmu Hadis adalah ilmu yang mempelajari tentang benar , sahihnya atau tidaknya suatu hadis. Pokok-pokok Pembahasan
A. PENGERTIAN HADIS
Hadis menurut bahasa Al-jadid (sesuatu yang baru) lawan dari al-Qadim (lama) . Para ulama, baik ahli hadis, muhaditsin, ataupun ulama ushul merumuskan pengertian hadis secara berbeda-beda sesuai dengan aliran ilmu yg didalaminya, dapat dijabarkan sbagai brikut :
• Menurut Ahli Hadis : اقوال النّبى صلّى الله عليه وسلّم و افعا له وا حوا له “Segala perkataan nabi dan segala hal ihwalnya”
• Menurut Muhaditsin : أن الحد يث لا يحتصّ با لمر فو ع إ ليه صلّى ا لله عليه وسلّم بل خا ء با لمو قو ف وهو ما أ ضيف إلى الصّحا بى وا لمقطو ع وهو ما أ ضيف للتّا بعى “Hadis itu bukan hanya untuk yang marfu (sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW), tetapi bias juga untuk sesuatu yang mauquf ( yang disandarkan pada sahabat) dan maqtu (yang disandarkan pada tabi’in)”
• Menurut Ulama Ushul : أقواله وأفعاله وتقرير ا ته الّتى تىتثبت الأ حكا م وتقرّ ر ها “Segala Perkayaan Nabi SAW, perbuatan, dan taqrirnya yang berkaitan dengan hokum syara’ dan ketetapannya”
B. PENGERTIAN SUNNAH, KHABAR, ATSAR, DAN HADIS QUDSIY
Dalam khazanah ilmu hadis, istilah hadis sering disebut juga dengan istilah sunnah, khabar dan atsar. Utuk hadis Qudsiy berbeda lagi pembahasannya.
1. Pengertian Sunnah
Menurut bahasa sunnah : مة مو مذ او كانت محمودة يقة الطّر “Jalan yang terpuji dan atau yang tercela”. Bila kata sunnah dalam masalah yang berhubungan dengan hukum syara’, maka yang dimaksud adalah segala sesuatu yang yang diperintahkan, dilarang atau dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sedang sunnah menurut Istilah, dikalangan ulama terdapat perbedaan pendapat, secara garis besar mereka terkelompok menjadi tiga golongan : ahli hadis, ahli usul, ahli fiqih.
Menurut Ahli Hadis : مااثرعن النّبىّ صلّى الله عليه وسلّم من قول أوفعل أوتقريراوصفة خلقيّة اوخلقيّة او سيرة سواء كا ن قبل ا لبعثة اوبعدها “segala yang bersumber dari Nabi SAW baik perbuatan, perkataan, taqrir, perangai, budi pekerti, perjalanan hidup, baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya” Menurut Ahli Ushul : كلّ ما صدر عن النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم غيرالقران الكريم من قول أوفعل أوتقريرممّا يصلح ان يكون دليلا لحكم شرعيّ “segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW selain al-Quran al-Karim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang pantas untuk dijadikan dalil bagi hokum syara’” Dengan demikian sifat, perilaku, sejarah hidup dan segala yang bersumber dari Nabi SAW yang tidak berkaitan dengan hokum syara’ dan terjadi sebelum diangkat menjadi rasul tidak dikatakan sunah.
Menurut Ahli Fiqih : ما ثبت عن النّبىّ صلّى الله عليه وسلّم من غير افترا ض ولا وخو ب, وتقا بل الو اجب وغير ه من الا حكا م الخمسة “segala ketetapan yang berasal dari Nabi SAW selain yang difardukan dan diwajibkan dan termasuk hukum (taklifi) yang lima” Mereka memusatkan pembahasan peribadi dan perilaku Rasul SAW. Untuk diterapkan pada perbuatan manusia, baik yang wajib, haram, makruh, mubah, maupun sunnat.
2. Pengertian Khabar dan Atsar
Menurut bahasa khabar : segala berita yang disampaikan oleh seorang kepada orang lain. Menurut istilah, terdapat perbedaan pendapat antar satu ulama dengan ulama lain. Pendapat Ahli Hadis : sama artinya dengan hadis. Ulama lain berpndapat: sesuatu yang datang selain dari Nabi SAW. Ada juga yang mengatakan bahwa hadis lebih umum dan luas daripada khabar, sehingga tiap hadis dapat dikatakan khabar tetapi khabar tidak dapat dikatakan hadis. Atsar menurut bahasa sama dengan hadis, khabar dan sunah.
Menurut istilah : ماروي عن الصّحابة ويخوخ اطلا قة على كلا م النّبيّ ايضا "segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat, dandan boleh disandarkan pada perkataan Nabi SAW."
Dari keempat pengertian tentang hadis, sunnah, khabar dan atsar dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya memiliki kesamaan maksud, yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW.
3. Pengertian Hadis Qudsiy
Yang dimaksud hadis Qudsiy yaitu : ما أ خبر الله نبيّه بالإلهام أو با لمنا م فأ خبر النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم من ذلك المعنى بعبا رة نفسه ”sesuatu yang dikhabarkan Allah Ta’ala kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham atau impian yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri" Menurut Syihab Al-Din ibn Hajar Al-haytami dalam kitabnya, jumlah hadis Qudsiy lebih dari seratus hadis.
Biasanya bercirikan sebagai berikut :
a. Ada redaksi hadis qala/yaqulu allahu
b. Ada redaksi fi ma rawa/yarwihi ‘anillahi tabaraka wa ta’ala
c. Dengan redaksi lain yang semakna dengan redaksi diatas, selesai penyebutan rawi sumber pertamanya yakni sahabat.
Bila tidak ada tanda-tanda demikian, biasanya termasuk hadis nabawi.
C. BENTUK-BENTUK HADIS
1. Hadis Qauli Hadts Qauli adalah segala yang disandarkan kepada Nabi SAW yang berupa perkataan atau ucapan yang memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan keadaan, baik yang berkaitan dengan aqidah, syari’ah, akhlak, maupun yang lainnya.
2. Hadis Fi’li Hadis Fi’li adalah segala yang disandarkan kepada Nabi SAW berupa perbauatannya yang sampai kepada kita.
3. Hadis Taqriri Hadis Taqriri adalah segala hadits yang berupa ketetapan Nabi SAW terhadap apa yang datang dari sahabatnya.
4. Hadis Hammi Hadis Hammi adalaha hadits yang berupa hasrat Nabi SAW, yang belum terealisasikan seperti halnya hasrat berpuasa tanggal 9 ‘Asyura.
5. Hadis Ahwali Hadis Ahwali adalah hadits yang berupa hal ikhwal Nabi SAW yang menyangkut keadaan fisik, sifat-sifat dan kepribadiannya.